[PSYCHOLOGY STUDY CORNER]

Pernahkah kalian merasa bergidik, marah, ataupun stress saat mendengar suara tertentu? Seperti suara kresek-kresek dari kantong plastik, ketikan keyboard, suara ngilu saat mendengar seseorang menggoreskan kukunya di papan tulis? Mungkin saja itu pertanda dari gejala misofonia. Apa sih misofonia itu? πŸ€”πŸ€”

Secara harfiah dalam bahasa Yunani, Misofonia berarti kebencian terhadap suara. Ada juga yang mungkin merasa tidak nyaman apabila seseorang membuka kantong keripik dan mengunyah makanan ringan itu dengan berisik.
Tapi bagi orang yang mengidap
misofonia, suara tertentu yang berulang, bisa terdengar tak tertahankan dan menyakitkan.

Misofonia merupakan sindrom yang membuat seseorang sensitif terhadap jenis suara tertentu. Jenis suara ini mungkin suara yang dibuat orang - suara mengunyah makanan, bernapas, menguap, dan bersiul. Kadang-kadang suara gerakan-gerakan kecil yang berulang jadi pemicu misofonia, misalnya suara ketukan jari ataupun ketikan keyboard.

Sindrom ini, lanjutnya, bisa mengganggu kehidupan sosial penderitanya. Seperti menghindari acara ditempat ramai ataupun berkumpul dengan teman".
Sindrom yang diderita seumur hidup ini biasanya mulai dialami dari usia 9-13 tahun dan lebih banyak diderita perempuan. Para dokter belum bisa mengetahui apa penyebab misofonia, tetapi yang pasti ini tidak ada hubungannya dengan kondisi teli-nga. Mereka menduga bahwa penyebabnya sebagian dari mental, sebagian lagi dari fisik.

Meskipun tidak ada perawatan berbasis bukti yang tersedia saat ini, Cognitive Behavioural Therapy (CBT) dan Tinnitus Retraining Therapy Tinnitus (TRT) telah diusulkan untuk menjadi pengobatan yang efektif. Perubahan gaya hidup dengan rutin olah-raga, cukup tidur, dan belajar mengendalikan stres juga dapat mengurangi reaksi misofonia. Penderita juga dianjurkan mengenakan ear plug dan headset untuk mengeliminasi suara-suara yang dibenci.

----------------------------

HIMA PRODI PSIKOLOGI KM FK UNAND
#KabinetAversi
#DepartemenPendpro
2018/2019

Comments