Hai, semua!! Psychology Study Corner balik lagi, nih, dengan materi tentang Mythomania alias seseorang yang berbohong dan terlena dalam kebohongannya tersebut. Dalam istilah psikologi, Mythomania dapat juga disebut sebagai pseudologia fantastica atau pathological lying. Istilah mythomania pertama kali dikenalkan oleh Ernest Dupré (1905) yang menyatakan bahwa mythomania adalah suatu bentuk ketidakseimbangan mental pada diri seseorang untuk mengubah-ubah fakta, mereka-reka cerita dan menciptakan dongeng imajiner.

Sependapat dengan Dupré, Merriam-Webster (1993) mendefinisikan mythomania sebagai kecenderungan yang berlebihan (atau abnormal) untuk berbohong dan melebih-lebihkan. Kenormalan digambarkan sebagai disposisi untuk memancarkan sinyal yang dapat diandalkan dan secara andal memantau ketidaksempurnaan ingatan, emosi yang tidak memadai, dan persepsi yang cacat pada diri sendiri dan/atau orang lain. Sebaliknya, mythomania, dalam pandangan di atas, dapat dipahami sebagai perilaku (pesan) yang tidak dapat dipertahankan dengan kepercayaan yang dilembagakan dari saksi mereka.

Salah satu alasan mengapa penderita mythomania kurang ter-explore dikarenakan oleh mereka yang terlihat sangat normal.  Meskipun begitu, mythomania sama umumnya dengan penyakit mental lainnya; mereka tentu saja bisa menghancurkan individu dan juga merugikan masyarakat. Mythomania dapat dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yang mana di antaranya ialah (1) Kegagalan berturut-turut di masa lalu, misalnya dalam bidang akademis atau profesional; (2) Ketidakpuasan terhadap kehidupan yang dijalani; (3) Merasa kehilangan orang terdekat, misalnya karena disebabkan oleh kematian; (4) Tindakan tidak menyenangkan yang sering diterima dari lingkungan yang buruk di sekitar penderita; (5) Perubahan gaya hidup masyarakat di sekitar penderita; serta (6) Depresi dan kegelisahan yang berlebih (Myslobodsky 1997).

Nah, faktor-faktor yang melatarbelakangi tersebut bisa saja memunculkan suatu gejala umum mythomania yang kerap disebut sebagai mythopathology. Ernest Dupré dan Myslobodsky turut menjabarkan tentang beberapa gejala mythomania yang dapat diamati, yaitu ialah seringkali mempermainkan fakta atau berbohong; membuat ide-ide fantasi; gemar menuturkan cerita; suka berperan sebagai tokoh rekaan; menggemari bacaan yang berjenis drama, melodrama, atau thriller; emosi cenderung tidak stabil dan sensitif terhadap saran; tidak mampu memotivasi diri; dan terakhir tidak mampu mengatur skala prioritas.
----------------------------
HIMA PRODI PSIKOLOGI KM FK UNAND
#DepartemenPendpro
#KabinetDivergent
2019/2020


Comments