[PSC]

Cinta adalah sesuatu yang selalu didambakan oleh semua orang, tak mengenal tua muda ataupun usia

Dalam hubungannya dengan cinta kepada pasangan,  apakah pernah kita memikirkan bagaimana hakikat cinta yang sebenarnya?
Apakah cukup dengan saling mengenal? Ataukah hanya cukup dengan komitmen semata?

Untuk menjawab pertanyaan itu, yok mengenal lebih detail apa itu cinta..

"Teori Cinta Sternberg"

Sternberg mendefenisikan cinta sebagai sebuah cerita kehidupan yang ditulis seseorang. Dimana peristiwa tersebut berisi tentang karakter pribadi, minat dan perasaan dalam koneksinya kepada orang lain. Sternberg menilai, cerita-cerita yang dilukiskan oleh setiap orang akan menjadi dasar seseorang dalam membuat keputusan dalam sebuah hubungan.

Adapun Komponen Cinta Menurut Sternberg :

Kedekatan (Intimacy)
Kedekatan yang dimaksud adalah rasa terikat, lekat dan perasaan dekat dalam sebuah hubungan romantis.  Perasaan tersebut dilandasi oleh unsur emosi yang dikombinasikan dengan rasa percaya antara dua pihak individu.

Hasrat (Passion)
Unsur ini adalah dorongan kuat untuk bersama seseorang dalam hal cinta, yang didukung dengan adanya ketertarikan secara fisik dan seksual. Tidak seperti intimacy, komponen hasrat ini terbatas pada hubungan romantis antar individu. Peningkatan hubungan ini juga lebih cepat dari komponen intimacy.

Komitmen (Commitment)
Komponen ini juga dikenal dengan decision karena merujuk pada keputusan untuk mencintai dan menetapkan ingin selamanya bersama pasangan hidupnya. Sama seperti intimacy, perasaan ini tidak muncul pada pasangan romantis, melainkan juga keluarga dan hubungan kerabat. Unsur in imerupakan puncak dari komponen cinta.

Kemudian, dari komponen cinta diatas, terdapat beberapa tipe cinta menurut Sternberg, yaitu :

1. Non-Love (Tidak Ada Cinta)

Kondisi dimana tidak terdapat tiga unsur dari teori cinta Sternberg. Contohnya pada hubungan perkenalan atau hubungan dengan orang-orang biasa (casual interaction).

2. Liking (Menyukai)

Kondisi dimana yang  mendominasi adalah unsur intimacy (perasaan menyukai). Contohnya ada pada hubungan pertemanan yang tidak menimbulkan gairah. Bahkan ketika passion itu muncul, maka seketika salah satu pihak akan merasakan kehilangan.

3. Infatuation (Cinta Gila)

Kondisi dimana gairah mendominasi kuat, namun tidak ada hasrat dan komitmen. Contohnya cinta saat pertama kali melihat seseorang (love at first sight).

4. Empty Love (Cinta Kosong)

Tidak sedikit hubungan pernikahan mengalaminya. Ini adalah kondisi dimana dalam suatu hubungan komitmen tanpa ada kedekatan dan hasrat. Contohnya pada pernikahan paksa.

5. Romantic Love (Cinta Romantis)

Sebaliknya, hubungan ini hanya didominasi oleh hasrat dan kedekatan tanpa adanya komitmen. Contohnya, cinta lokasi antara dua individu yang bisa saja berakhir ketika keduanya sudah tidak berada pada lokasi/lingkungan bersama.

6. Companionate Love (Cinta Persahabatan)

Contoh dari hubungan ini adalah hubungan persahabatan yang keduanya saling menjaga untuk waktu yang lama. Berisi komponen kedekatan dan hasrat.

7. Fatuous Love (Cinta Bodoh)

Sebuah hubungan cinta yang ironis. Yaitu adanya komitmen dan hasrat. Namun tanpa adanya kedekatan. Contohnya ada pada pernikahan yang terjadi dengan cepat atas pertimbangan passion.

8. Consummate Love (Cinta Sempurna)

Ini adalah puncak cinta dari sebuah hubungan yang diidamkan oleh semua orang. Yakni keseimbangan yang terjadi antara intimacy, passion dan commitment. Meskipun Sternberg sendiri menyatakan bahwa kondisi yang seperti ini sulit dan membutuhkan kecerdasan dari pasangan tersebut dalam rangka mempertahankannya.

Jadi dalam hubungan percintaan komponen intimacy dan commitment adalah dua unsur yang cenderung stabil. Itu artinya passion dinilai sebagai komponen yang selalu naik turun. Semua komponen tersebut akan dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas waktu yang dihabiskan oleh kedua individu itu.

Keseimbangan antara tiga komponen cinta yang dialami seseorang dalam hubungan akan cenderung bergeser dari satu tipe ke tipe lainnya. Hal ini tergantung bagaimana interaksi dan faktor umur yang kemudian merubah dominasi masing-masing komponen tersebut. Dengan mengetahui adanya komponen-komponen ini, setiap individu dapat mengetahui dan mengenali pola hubungan, sehingga membantu untuk tahu kapan sebuah hubungan bermula dan akan berakhir.

----------------------------

HIMA PRODI PSIKOLOGI KM FK UNAND
#KabinetAversi
2018/2019

Comments